Pages

Wednesday, 8 August 2012

PASARBARU TRADE CENTER PILIHAN WISATA BELANJA DI BANDUNG















Paris Van Java itulah julukan kota Bandung yang terletak di tatar Jawa bagian barat, kota yang dikelilingi pegunungan ini , selain terkenal dengan kulinernya juga terkenal dengan beragam produk busana.
 
Bicara busana di Bandung ini ada sebuah pusat perbelanjaan yang bersejarah ( sejak 1906) yaitu “ Pasarbaru Trade Center” bukan terkenal sejarahnya saja Pasarbaru Trade Center juga menjadi tujuan wisata belanja dan surga belanja bagi para pelancong yang berkunjung ke kota ini. Selain itu Pasarbaru Trade Center sudah menjadi barometer tempat belanja di Bandung , karena tempatnya yang strategis yaitu di pusat kota tepatnya jalan Otista No.70 .
Dengan bangunan nan megah yang dilengkapi fasilitas modern, Pasarbaru Trade Center hadir untuk memanjakan anda yang ingin berwisata belanja , selain fasilitasnya , komoditi sandang yang tersaji juga sangat lengkap dan murah , mulai dari busana muslim, busana casual, busana pesta, jeans, sepatu, Tas, Tekstil, kosmetik, aksesories, batik, Perlengkapan Bayi, Perlengkapan Haji , seragam sekolah, sprey , bed cover dan masih banyak produk lainnya. Selain kebutuhan sandang , kami juga menyediakan oleh-oleh atau buah tangan makanan khas Jawa barat seperti dodol, wajit, ranginang, tempe garing, oncom garing, peuyeum , pisang sale dll
 
Sebagai pendukung , kami juga menyediakan area untuk makan bersama keluarga anda yang terletak di lantai enam yaitu Bandung Food Center, beragam pilihan makanan mulai dari tradisional, Chinese food, eropa dan india serta beragam minuman segar mampu membangkitkan selera makan anda setelah puas berbelanja.
 
Dan bagi anda yang mencari kebutuhan sembako mulai dari sayur-sayuran, beras, daging, ikan, bumbu dapur, telur, kue basah dan buah buahan, bisa langsung mengunjungi pasar tradisional kami .
 
BELANJA MURAH LENGKAP DAN NYAMAN ………………….. PASARBARU TRADE CENTER TEMPATNYA

Gunung Tangkuban Perahu







Gunung Tangkuban Perahu salah satu Gunung yang sungguh menakjubkan. Gunung aktif ini memiliki puncak yang berbentuk mangkuk besar yang pada pagi hari terlihat jelas dan menjadi tempat yang cocok untuk dijadikan tempat tamasya baik bagi orang Bandung itu sendiri maupun bagi yang dari luar Kota Bandung. Gunung Tangkuban Perahu selalu diliputi kabut tipis menjelang malam tiba. Kabut tipis yang selalu melayang tersebut membawa cerita-cerita mistis. Menurut beberapa orang pengunjung yang berkemah, pada malam-malam tertentu sering terdengar suara perempuan tertawa cekikikan. Namun bila suara tersebut diperhatikan akan hilang dengan sendirinya. Terdapat sebuah sumber air yang berupa sumur yang tidak pernah kering, terletak diantara Kawah Uwi dan Kawah Upas. Sumber air ini diyakini airnya bila diminum bisa membuat awet muda dan terhindar dari berbagai penyakit.
 
Pada hari-hari tertentu sering muncul seberkas sinar yang melesat ke langit di atas gunung. Menurut kepercayaan warga, sinar itu jelmaan ular dan ikan mas yang sering muncul dari kawah gunung, hal ini diyakini sebagai pertanda akan terjadi sesuatu hal di sekitar daerah ini. Konon pada hari-hari tertentu fragmen cerita legenda Sangkuriang sering terlihat dipentaskan di dasar kawah Uwi. Namun kejadian langka ini hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang bisa melihat secara gaib. Asap yang mengepul dari puncak gunung yang berasal dari kawah-kawah dapat kita saksikan langsung. Asap yang mengepul itu terjadi setiap saat, ada satu lagi, yaitu bau belerang yang tidak begitu enak, jadi sebelum pergi kesana harus siap-siap dulu. Kawah tangkuban Perahu itu sendiri menurut proses geologi terjadi oleh karena letusan Gunung Tangkupan Perahu, diman Gunung ini pernah meletus pada 1829, 1846, 1910, dan 1926 yang membentuk sepuluh kawah di antaranya adalah Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Omas, dan Kawah Juring. Banyak pelancong remaja yang melakukan hiking untuk mencapai kawah tersebut.
 
Untuk mengunjungi Tangkuban Perahu, kendaraan hanya bisa mencapai kawah utama yaitu Kawah Ratu. Tangkuban Perahu terletak 28 km sebelah utara Bandung. Dengan lebar 2 km, gunung vulkanik yang tingginya 1.800 m dapat dicapai dalam waktu 30 menit dari Kota Bandung. Sepanjang perjalanan menuju Tangkuban Perahu kita dapat menikmati pemandangan dataran tinggi Bandung yang dikelilingi pegunungan. Sampai di Tangkuban Perahu, pastinya di Kawah utama yaitu Kawah Ratu kita harus berjalan, memanjat ke Stasiun Geologi di bagian atasnya atau turun ke kawah aktif lainnya yakni Domas. Aktivitas perjalanan akan memberi Anda pengalaman alam menakjubkan. Dari Domas ada jalan setapak menuju hutan ke luar jalan sekitar 2 km dari tempat parkir dekat Kawah Ratu.
 
Diperkirakan beberapa ribu tahun yang lalu sekitar 2000 hingga 6000 tahun, telah terjadi beberapa kali letusan gunung Tangkuban Perahu. Lahar, lumpur, abu, dan batu-batuan yang dihasilkan oleh letusan gunung tersebut telah membendung lembah Padalarang. Kolam besar Bandung yang pertama terbentuk dan berubah menjadi danau seluas 700 km2. Danau tersebut dalam jangka lama mengering melalui aliran sungai Citarum, dan terbentuklah dataran Bandung yang sangat subur. Sekitar 150 tahun yang lalu danau tersebut masih tetap lebar dan banyak terdapat binatang liar seperti banteng, badak, dan harimau dalam jumlah yang sangat banyak. Hingga kini di wilayah bagian selatan sangat mudah sekali terkena banjir

Legenda Gunung Tangkuban Perahu
Pada jaman dahulu kala, di tatar Parahyangan, berdiri sebuah kerajaan yang gemah ripah lohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang prabu yang gemar olah raga berburu binatang, yang senantiasa ditemani anjingnya yang setia, yang bernama "Tumang".
Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian hasilnya kurang menggembirakan. Binatang buruan di hutan seakan lenyap ditelan bumi. Ditengah kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya "Tumang" yang menemukan seorang bayi perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut, mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayangsumbi.
 
Alkisah putri Dayngsumbi nan cantik rupawan setelah dewasa dipersunting seorang pria, yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang yang juga kelak memiliki kegemaran berburu seperti juga sang Prabu. Namun sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang.
 
Suatu saat, Sangkuriang yang masih sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil binatang buruan. Karena Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya, sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang kemudian dipersembahkan kepada ibunya.
 
Ketika Dayangsumbi akhirnya mengetahui bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati "si Tumang" anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi. Terdorong amarah, tanpa sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi yang sedang dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang merasa usaha untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak bersalah. Pikirnya tiada hati rusa, hati anjingpun jadilah, dengan tidak memikirkan kesetiaan si Tumang yang selama hidupnya telah setia mengabdi pada majikannya. Sangkuriangpun minggat meninggalkan kerajaan, lalu menghilang tanpa karana. Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali dengan putranya. Kelak permohonan ini terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Syahdan Sangkuriang yang terus mengembara, ia tumbuh penjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti mandraguna apalgi setelah ia berhasil menaklukan bangsa siluman yang sakti pula, yaitu Guriang Tujuh.
 
Dalam suatu saat pengembaraannya, Sangkuriang tanpa disadarinya ia kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dan alur cerita hidup mempertemukan ia dengan seorang putri yang berparas jelita nan menawan, yang tiada lain ialah putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati kepada putri tersebut, demikianpula Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan ketampanan Sangkuriang, maka hubungan asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang maupun Dayangsumbi saat itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya melamar Dayangsumbi untuk dipersunting menjadi istrinya. Namun lagi lagi alur cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya itu. Setelah merasa yakin bawa Sangkuriang anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahan dengan anaknya. Untuk mempersunting dirinya, Dayangsumbi mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing. Syarat pertama, Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar. Syarat kedua, Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai berlayarnya perahu tersebut. Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang.
 
Sementara itu Dayangsumbi-pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing ……. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.
 

Pemandian Panas Ciater Subang (HOT SPRING)










Ciater merupakan suatu daerah di Kabupaten Subang yang terkenal dengan air panas alami. Air panas yang dihasilkan berasal dari kawah aktif Tangkuban Perahu. Daerah wisata yang terletak tidak jauh dari wana wisata Tangkuban Perahu ini menyajikan panorama alam yang menakjubkan, air panas alami, udara yang sejuk dan hamparan permadani kebun teh nan hijau yang juga menambah keindahan alamnya. Dengan lingkungan yang disajikan, dapat menjadi suatu tempat yang sangat tepat untuk refreshing dan melepas penat dari segala kesibukan sehari-hari.
 
Dengan dilengkapi berbagai fasilitas wisata yang lengkap, tidak salah kiranya bila Wisata Sari Ater menjadi salah satu obyek terpopuler di Indonesia. Penginapan, tempat makan, arena bermain, kolam renang dan berbagai fasilitas lainnya tersedia disini.
sehingga dengan keadaan alam yang begitu indah ini sangat menarik bagi para turis asing maupun domestik untuk berkunjung ke ciater ini
 
disamping itu juga ciater merupakan tempat terapi kesahatan, menurut hasil penelitian ternyata air panas Ciater mempunyai pH 2,45 yang mengandung jenis zat seperti belerang, zat kapur (‘calcium magnesium chloride sulfate thermomineral hypertherma’ dengan kandungan alumunium tinggi (38,5%) serta pH yang sangat asam (2,45).dan beberapa zat lainnya yang sangat baik untuk penyembuhan penyakit kulit, penyakit tulang serta penyembuhan kelumpuhan yang diakibatkan oleh Penyakit Darah Tinggi atau stroke.

STONE CAFÉ DAGO BANDUNG














Bersantap di ketinggian Bukit Dago, seraya memandang Kota Bandung di bawah sana, menjadi sensasi yang ditawarkan The Stone Cafe. Kalau nasib sedang bagus, awan yang menutupi kota Bandung pun serasa berada di depan mata: meminta untuk disentuh. Memadukan gaya tradisional dan modern, The Stone Cafe menghadirkan ruang-ruang modern, gazebeo, dan aneka saung bagi para penikmat kuliner yang berdatangan.
 
Selaras dengan arsitekturnya, menu di The Stone Cafe juga memadukan selera barat dan timur. Walhasil di sini bakal ditemukan sop buntut, wagyu sirloin, combo barbeque, dan juga black angus steak. Juga ada mie goreng, chicken roll, cube tenderloin, hingga ke prawn in egg roll.

Kampung Daun





















Kampung Daun
 
Kampung Daun terletak di daerah Cihideung, di Jl. Sersan Bajuri Bandung. Jika Anda menuju Lembang, Anda akan menemukan Terminal Ledeng. Kira-kira di seberang terminal ini, Anda dapat berbelok ke arah kiri untuk menuju Jalan Sersan Bajuri. Jalanan menanjak dan kecil harus dilewati. Anda akan melewati tempat-tempat yang sudah cukup dikenal dan sering dikunjungi di Bandung seperti The PeakSapu Lidi dan Kampung Gajah. Kampung Daun sendiri berada di dalam kompleks perumahan yang tergolong mewah. Anda jadi dapat membayangkan nyamannya tinggal di rumah-rumah tersebut. Sepanjang jalan menuju Kampung Daun, lampu-lampu obor di sisi jalan perumahan ini akan menjadi penunjuk jalan.
Jika berkunjung pada malam hari, udara dingin akan mulai menyergap Anda saat turun dari kendaraan. Tempat ini memang berada di daerah ketinggian sehingga udara dingin menjadi hal yang wajar terlebih lagi jika hujan. Jadi, untuk Anda yang tidak kuat dengan udara dingin, bisa mengenakan sweater atau jaket agar tidak kedinginan.
 
Suasana Pedesaan
Sebelum memasuki area Kampung Daun, Anda dapat memesan tempat terlebih dahulu. Pada sisi kiri sebelum Anda masuk, pelayan akan menanyakan jumlah orang yang akan masuk. Selanjutnya, mereka akan menghubungi pelayan lainnya yang ada di dalam dan Anda akan diberi nomor saung tempat Anda dapat bersantap. Saung yang diberikan biasanya berdasarkan jumlah orang karena ukuran saung yang berbeda sehingga kapasitas yang ditampung juga berbeda.
 
Di bagian depan Kampung Daun, Anda dapat melihat aneka dagangan tempo dulu yang mungkin sering berkeliling di rumah Anda. Misalnya, ada pedagang gulali, dodol, dan kue-kue tradisional. Tak ketinggalan, terdapat congklak yang bisa dimainkan untuk Anda yang rindu permainan ini. Ada juga panggung hiburan dan galeri yang berisi aneka macam pakaian atau souvenir yang bisa dibeli.
 
Memasuki Kampung Daun di malam hari, suasana romantis semakin kental. Lampu kuning menyala di sisi-sisi jalan diantara kegelapan malam, jalanan setapak sedikit berkelok dari batu-batu dan saung panggung dari bambu diantara pepohonan. Di saung-saung inilah Anda dapat menikmati makanan dengan suasana santai, Anda akan bersantap secara lesehan. Pada bagian depan saung, terdapat kentongan yang biasa ada di pos ronda di pedesaan. Sisi-sisinya ditutupi dengan tirai putih yang diikat pada tiang-tiang bambu. Dengan atap jerami, saung semakin menyatu dengan suasana pedesaan yang ingin ditampilkan.
 
Saung ini akan menjadi tempat yang menyenangkan untuk bersantap karena disini Anda dapat mendengar gemericik air yang mengalir sambil menghirup udara yang bersih dan segar, memanjakan mata Anda dengan pemadangan yang alami romantis, melihat dinding tebing beserta pepohonan dan lampu-lampu. Ditambah lagi dengan bantal yang ada di saung, bisa-bisa membuat Anda tertidur dibuai sejuknya udara malam.
 
Sambil menunggu datangnya makanan, Anda dapat berkeliling tempat ini. Semakin memasuki area dalam yang semakin mendaki, Anda dapat melihat air terjun buatan. Walaupun buatan, tetapi Anda dapat merasakan segarnya air, menikmati bebatuan dan melihat derasnya air. Pada bagian atas air terjun ada juga ruangan tempat Anda bersantap. Tempat ini biasanya menjadi tempat favorit bagi pengunjung karena dapat melihat aliran deras air terjun.
Air dari air terjun buatan ini mengalir ke sungai-sungai kecil yang dihubungi jembatan. Banyak pengunjung yang menjadikan tempat ini untuk berfoto. Tak jauh dari jembatan ini terdapat kayu-kayu yang dibakar membentuk api unggun. Beberapa pengunjung senang mendekati api unggun ini untuk menghangatkan tubuh.
 
Menu Istimewa Kampung Daun
Tak hanya mengandalkan suasana, Kampung Daun juga berusaha menyediakan kuliner untuk memuaskan pengunjung. Sebagian besar pilihan merupakan menu makanan Indonesia seperti Nasi Timbel, Nasi Pepes Daun Kemangi Sambal Pete, Nasi Liwet Parahyangan, Rawon, Sop Buntut, Sate, Ayam dan Ikan Goreng dan menu khas Sunda. Nasi Bakar Sambal Belut merupakan menu khas Indonesia yang juga patut dicoba. Selain makanan Indonesia, ada juga menu dari negara lain seperti Steaks, Pasta atau Pizza. Jika Anda tidak ingin makan berat, ada makanan ringan tradisional seperti Batagor, Surabi, Tahu dan Pisang Goreng serta Colenak. Melengkapi santapan Anda, hidangan penutup Es Goyobod, Es Krim atau Pancake dapat juga dipesan.
 
Suasana pedesaan juga dapat dirasakan dari penyajian makanan dan minuman. Sebagian makanan dan minuman disajikan dalam tempat yang unik. Misalnya nasi bakar yang disajikan di dalam bambu yang sedikit hangus bekas dibakar. Minuman yang diletakkan dalam gelas yang berasal dari batok kelapa ataupun teh hangat yang disajikan di dalam teko kecil dari tanah liat. Rasa makanan Indonesia lebih banyak digemari pengunjung selain memang rasanya lebih cocok menikmati makanan Indonesia dalam suasana seperti ini. Harga untuk makanan mulai dari Rp 8.000,- untuk snack sampai Rp 115.000,- untuk steak.
Kampung Daun memang akan menjadi tempat bersantap yang menyegarkan. Suasana yang khas pedesaan, tenang, rimbun dan alami juga menjadi tempat wisata yang akan menyegarkan dari kepenatan. Kampung Daun juga cocok jika Anda ingin merasakan menikmati suasana romantis apalagi di malam hari.